Apa Itu Gempa Megathrust?
Pada 14 Maret 2024, beredar video viral mengenai isu bahwa DKI Jakarta akan mengalami kelumpuhan akibat gempa megathrust. Potongan video yang beredar menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat Indonesia mengenai kemungkinan terjadinya gempa megathrust, terutama masyarakat DKI Jakarta yang disebutkan dalam video tersebut. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, juga mengungkapkan perkiraan mengenai kekuatan gempa megathrust di Selat Sunda yang diperkirakan sangat besar dan dapat memicu tsunami.
Menanggapi isu yang beredar, tentu kita perlu memahami apa yang dimaksud dengan gempa megathrust. Gempa megathrust adalah gempa bumi yang sangat besar dan terjadi di zona subduksi. Zona subduksi merupakan wilayah saat salah satu lempeng tektonik bergerak terdorong ke bawah lempeng tektonik lainnya sehingga bersentuhan. Jika penumpukan tekanan terus terjadi, hal ini akan menimbulkan gesekan yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya gempa bumi megathrust.
Apakah Indonesia Terdampak Gempa Megathrust?
Lantas, apakah gempa megathrust benar-benar akan mengguncang Indonesia dalam waktu dekat? Apakah dampaknya mampu melumpuhkan Jakarta? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, pertama-tama kita perlu menilik peta zona megathrust Indonesia. Kedua, kita perlu melihat riwayat gempa di masa lalu untuk mengetahui potensi gempa dengan mempertimbangkan masa seismic gap. Seismic gap merupakan area tektonik aktif yang tidak mengalami gempa dalam kurun waktu yang lama sehingga tekanannya menumpuk dan berpotensi menimbulkan gempa besar. Ketiga, kita juga perlu meninjau kesiapan Indonesia dalam menanggulangi dampak gempa megathrust, mulai dari kesiapan sistem peringatan dini hingga mitigasi bencana.
Berdasarkan data dari “Peta Sumber dan Bahaya Gempa” oleh Pusat Studi Gempa Nasional (2017), terdapat 16 zona megathrust di Indonesia, yaitu: Megathrust Aceh-Andaman, Nias-Simeulue, Batu, Mentawai-Siberut, Mentawai-Pagai, Enggano, Selat Sunda-Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah-Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Laut Banda Selatan, Laut Banda Utara, wilayah utara Sulawesi, dan lempeng Laut Filipina. Zona yang paling berpotensi di Jakarta dan sekitarnya adalah zona Selat Sunda-Banten dan Jawa Barat.
Kapan Terjadinya Gempa Megathrust?
Sejarah mencatat bahwa gempa besar terakhir terjadi di Selat Sunda pada tahun 1757 (seismic gap 267 tahun). Zona tersebut memiliki status “tinggal menunggu waktu”. Status ini diberikan karena wilayah tersebut belum mengalami gempa besar selama ratusan tahun. Namun, perlu ditekankan bahwa hingga saat ini belum ada ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat memprediksi secara tepat dan akurat kapan, di mana, dan seberapa kuat gempa akan terjadi. Oleh karena itu, tidak ada yang tahu pasti kapan gempa akan terjadi, dan status “tinggal menunggu waktu” hanyalah informasi mengenai potensi gempa megathrust, bukan peringatan dini ataupun prediksi.
Apa Dampaknya?
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk memperkirakan potensi dampak gempa megathrust. Dalam riset berjudul Probabilistic Analysis of Tsunami Disasters Caused by the Java Megathrust Active Fault: A Case Study of Jakarta, Indonesia, Abdillah dan Rasyif (2022) mengukur tingkat bahaya tsunami di Jakarta akibat gempa megathrust. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan sistem Probabilistic Tsunami Hazard Assessment (PTHA). Abdillah dan Rasyif membagi wilayah penelitian menjadi tujuh titik pengamatan. Titik 1 adalah area Pantai Indah Kapuk, titik 2 area Pantai Indah Kapuk 2, titik 3 area Pluit, titik 4 area Ancol, titik 5 area Tanjung Priok, titik 6 area Marunda, dan titik 7 di area perbatasan Marunda-Bekasi. Berdasarkan ketujuh titik tersebut, kemudian dilakukan uji skenario gempa dengan skala Magnitudo (Mw) 8,5 sampai dengan 9. Uji skenario gempa 9 Mw menunjukkan bahwa kemungkinan tinggi tsunami yang mencapai Jakarta adalah antara 1,04 –1,78 meter.
Bagan 1 Perbandingan tinggi gelombang tsunami di area Pantai Indah Kapuk (titik 1), Pantai Indah Kapuk 2 (titik 2), Pluit (titik 3), Ancol (titik 4), Tanjung Priok (titik 5), Marunda (titik 6), dan di area perbatasan Marunda-Bekasi (titik 7).
Sampai saat ini, pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya dalam menghadapi gempa megathrust, diantaranya melalui sosialisasi serta penyusunan peta detail mengenai dampak dan evakuasi tsunami. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyusun peta yang menunjukkan lokasi sirine dan rambu evakuasi bencana secara detail. Selain itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memasang 533 sensor yang tersebar di sepanjang jalur megathrust dan terus melakukan peningkatan kapasitas masyarakat yang tinggal di daerah rawan gempa bumi dan tsunami.
Terkait video yang viral, kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, juga telah menjelaskan bahwa yang dimaksud “kelumpuhan” dalam potongan video tersebut adalah kelumpuhan jaringan komunikasi.
Kesimpulan
Dengan demikian, masyarakat tidak perlu terlalu khawatir. Kemungkinan terjadinya gempa megathrust memang nyata. Namun, informasi mengenai potensi gempa tersebut sebaiknya dijadikan sebagai pengingat agar masyarakat selalu waspada dan mempersiapkan diri. Harapannya, jika setiap pihak memahami risiko dan langkah mitigasi bencana, dampaknya dapat diminimalisir.
Referensi
Abdillah, R.R., Rasyif, T.M. 2022. Probabilistic Analysis of Tsunami Caused by The Java Megathrust Active Fault: A Case Study of Jakarta, Indonesia. ICO-SEID. DOI 10.4108/eai.23-11-2022.2341755.
Kamil, Irfan., Kuwado. F. J. “Viral Video Kepala BMKG Sebut Gempa Megathrust Lumpuhkan Jakarta, Ini Penjelasan Dwikorita”. https://nasional.kompas.com/read/2024/03/17/09134761/viral-video-kepala-bmkg-sebut-gempa-megathrust-lumpuhkan-jakarta-ini. Diunggah pada 17 Maret 2024 09:13 WIB.
Putra, D.H.A. 2024. “BMKG Bantah Video Viral di TikTok Sebut Megathrust Lumpuhkan Jakarta”.https://www.bmkg.go.id/press-release/?p=bmkg-bantah- video-viral-di-tiktok-sebut-megathrust-lumpuhkan-jakarta&tag=press-release&lang=ID Diakses pada 5 Oktober 2024 01:22 WIB
Suhartono dan Melinda, Fitria. 2024. Antisipasi Ancaman Bencana Gempa Megathrust. Info Singkat, 16 (16): 16-20.
Tim Kompas. “Megathrust Selat Sunda Bisa Picu Gempa Dahsyat M 9, Bisakah Membelah Pulau Jawa?”.https://video.kompas.com/watch/1643314/ megathrust-selat-sunda-bisa-picu-gempa-dahsyat-m-9-bisakah-membelah-pulau-jawa. Diunggah pada 15 Agustus 2024 19:46 WIB.
Tim Kompas. “Apa Itu Gempa Megathrust?” (Video). https://video.kompas.com/watch/1647729/apa-itu-gempa-megathrust. Diunggah pada 19 Agustus 2024 14:00 WIB.
Penulis : Afihana, Liliana, Nasywa/Bul
Editor : Liliana, Rangga, Elyfia/Bul