Gelombang Protes Mahasiswa UGM: Transparansi UKT dan Penghapusan IPI Jadi Fokus

Spanduk buatan tangan para mahasiswa yang melakukan aksi di depan Balairung UGM (foto: Bimo/Bul)

Sleman, (27/5) – Puluhan mahasiswa dari berbagai fakultas di UGM menggelar aksi protes besar-besaran di depan halaman Gedung Balairung. Para mahasiswa mendirikan tenda-tenda sebagai bentuk penegasan: mereka tidak akan pergi sebelum semuanya tuntas. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk penolakan terhadap kebijakan Uang Kuliah Tunggal (UKT) serta tuntutan penghapusan Iuran Pengembangan Institusi (IPI) atau uang pangkal yang harus dibayar saat pertama kali masuk kuliah.

Aksi ini dilakukan mulai dari tanggal 27 Mei hingga 3 Juni 2024. Selama kurun waktu tersebut, dilaksanakan beberapa acara seperti Salat Jumat, Bakar-Bakar, Turnamen E-Football, dan Konser Band.

E-football sebagai acara pemeriah sembari melakukan aksi (foto: Bimo/Bul)

Pada hari kedua (5/28), mahasiswa menggelar Konferensi Pers di depan Gedung Rektorat. Melalui Konferensi Pers ini digambarkan kesulitan yang dihadapi mahasiswa dalam membayar biaya kuliah, mulai dari bekerja sambilan hingga terpaksa meminjam uang. Kamis sore (5/30), Perwakilan dari Direktorat Kemahasiswaan (Ditmawa) hadir menemui mahasiswa.

Aliansi menunggu Ova Emilia untuk berdiskusi dengan mahasiswa (foto: Bimo/Bul)

Seorang perwakilan mahasiswa bertanya kepada perwakilan Ditmawa. “Teman saya mahasiswa dengan  golongan UKT tinggi ketika posisi orang tua dia masih bekerja. Namun, sekarang dia sudah mengajukan banding UKT karena orang tuanya sudah pensiun, tapi tidak digubris oleh Ditmawa.”

Dr. Sindung Tjahyadi, selaku Subdirektorat Pengembangan Karakter Mahasiswa, menegaskan, “Siapa mahasiswanya, Mas? Tolong berikan datanya kepada kami dengan segera.” 

Keesokan harinya (5/31), Ova Emilia menemui mahasiswa UGM di halaman Rektorat Balairung. Namun, tanya-jawab yang kurang dari 30 menit ini tidak menjawab seluruh keresahan dan tuntutan aliansi.  Menjelang sore hari, petugas keamanan UGM mulai mencabuti pancang dan melipat tenda yang didirikan mahasiswa. Terjadi cekcok antara petugas keamanan dan para mahasiswa. Bahkan beberapa mahasiswa yang sedang salat dipindahkan secara paksa. Pada malam harinya, para mahasiswa sepakat untuk meninggalkan halaman Gedung Balairung UGM.

Reporter: Bimo Tringga Winarya, Diandra Dheaminerva, Silky/Bul

Penulis: Bimo Tringga Winarya, Diandra Dheaminerva/Bul

Editor: Liliana Annisa Nonaningsih/Bul

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here