“Free Palestine!! Free Palestine!!” Seruan puluhan sivitas akademika UGM bersama masyarakat umum menggema di seluruh penjuru lapangan Balairung UGM pada Selasa (21/5) dalam gelaran aksi UGM Palestine Solidarity Camp. Aksi bertajuk “Student for Justine in Palestine” ini bermula dari keresahan mahasiswa mengenai musibah yang menimpa Palestina. Aksi semacam ini pertama kali dilakukan oleh universitas di Amerika Serikat pada tahun 90-an yang kemudian menginspirasi mahasiswa UGM untuk melakukan aksi serupa.
“Aksi ini baru kami adakan sekarang karena kemarin sebuah universitas di California mengadakan aksi berbentuk camp, sehingga aksi ini menjadi bentuk dukungan,” ungkap sang Ketua Penyelenggara, Namaskara Tawang Kusuma. Mahasiswa Psikologi UGM tersebut juga menuturkan bahwa aksi ini merupakan gerbang awal yang akan membuka aksi-aksi lain ke depannya.
Selain yang telah diungkapkan Namaskara, serangan dan pengeboman yang kembali dilakukan oleh Israel di tanah Palestina menjadi penyulut utama aksi ini. Bentuk kekejaman terhadap kemanusiaan ini membuat masyarakat dunia, termasuk mahasiswa, tidak dapat tinggal diam. Digie Sigit, salah satu anggota Solidaritas Kultural Anti Genosida, mengaku sangat terharu dan lega dengan adanya aksi bela Palestina di lingkungan kampus UGM, “Ini merupakan angin segar, UGM kembali memberikan nyawa dan harapan. Institusi pendidikan memang sudah sepatutnya memiliki kesadaran sosial seperti ini untuk bersatu melawan kejahatan dan kembali merebut kedamaian.”

Dengan semangat dan tekad yang tinggi, aksi demonstrasi solidaritas ini menandai sebuah langkah awal yang penting bagi gerakan mahasiswa UGM dalam mendukung perjuangan kemanusiaan di Palestina. Meskipun masih dalam skala yang relatif kecil di lingkungan kampus, para peserta yakin bahwa aksi ini memiliki dampak yang signifikan, khususnya dalam menyebarkan informasi dan meningkatkan kesadaran para mahasiswa. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh salah satu peserta, Havis (FTP23), “Teman-teman yang sebelumnya belum tahu isu-isunya juga mau datang walaupun mereka nggak tahu. Di sini juga ada penjelasan jadi mungkin mereka juga bisa tahu apa yang terjadi di sana.”
Doa dari seluruh peserta untuk Palestina menjadi penutup acara ini, tepat setelah berkumandangnya azan magrib. Seperti harapan dan nyawa yang mendorong terbentuknya aksi ini, para peserta melangitkan harapan yang semoga dapat dirasakan oleh warga Palestina, “Beri kebebasan dari segala bentuk serangan untuk mereka, semoga mereka semua selamat.”
Reporter: Fia, Hepy, Rakha Basoeki, Retno Dewi, Zulfa Nur/ Bul
Penulis: Galuh Ayu, Rakha Basoeki, Retno Dewi, Zulfa Nur/ Bul
Editor: Yoni Gestina/ Bul