
Judul : Gully Boy
Sutradara : Zoya Akhtar
Pemain : Ranveer Singh, Alia Bhatt, Siddhant Chaturvedi
Durasi : 153 menit
Tahun : 2019
Genre : Musikal/Drama
“I will not change my dream to match my reality. I will change my reality … to match my dream.” – Murad
“You do whatever you like. I’m going to be a surgeon. We’ll have a good life.” – Safeena
“Gully Boy” merupakan film India yang tayang pada tahun 2019. Film ini bergenre drama musikal yang diperankan oleh artis papan atas India, yaitu Ranveer Singh dan Alia Bhatt. “Gully Boy” menceritakan seorang lelaki muda, bernama Murad (Ranveer Singh) yang tinggal di perkampungan kumuh India, tepatnya di Dharavi, Mumbai. Film ini kemudian berfokus pada kisah Murad dalam menggapai cita-citanya sebagai seorang rapper. Selain menceritakan perjuangan Murad, film ini juga menceritakan kisah romantis tokoh utamanya. Murad diceritakan memiliki pacar bernama Safeena (Alia Bhatt) yang merupakan mahasiswi kedokteran.
Film ini memiliki banyak keunikan dan pengajaran bagi pembacanya. Pertama, film ini mengajarkan setiap orang untuk tidak takut bermimpi, tidak peduli apapun yang terjadi. Kedua, tokoh Murad menyadarkan penonton bahwa untuk meraih impian, kegigihan sangat diperlukan. Ketiga, tokoh Murad membuktikan bahwa kemiskinan tidak membuat seseorang harus menyerah dengan keadaan.
Selain itu, “Gully Boy” juga menceritakan fenomena minoritas (agama), perbedaan status sosial, dan feminisme. Murad merupakan seorang muslim yang terkadang mendapat olokan dari tetangga karena agamanya. Sementara itu, perbedaan status sosial dapat diketahui dari hubungan percintaan Murad dan Safeena. Safeena terlahir dari keluarga yang cukup mampu. Ayahnya merupakan dokter di daerah kumuh tersebut. Hal ini yang membuat Safeena menjadi mahasiswa kedokteran. Namun demikian, dalam sebuah perjodohan, Safeena tetap dipandang sebagai perempuan yang harus berkutat dalam urusan rumah tangga.
Perjalanan percintaan Murad dan Safeena pun menjadi pemanis dalam film “Gully Boy” ini. Keduanya sudah menjalin hubungan sejak lama. Safeena digambarkan sebagai seorang perempuan pencemburu. Sifat Safeena inilah yang nantinya menjadi salah satu faktor hubungan Murad dan Safeena bermasalah. Selain itu, layaknya perkataan bahwa seseorang akan berubah ketika mengenal lebih banyak orang, Murad juga berubah. Hubungan percintaan Murad dan Safeena pun diuji dan hal inilah yang membuat film ini semakin menarik.
Daya tarik lain dari “Gully Boy” terletak pada suguhan musikalnya. Dalam sulitnya perjalanan tokoh utamanya meraih cita-cita, penonton diberi sebuah “hiburan” berupa penampilan Murad yang sedang melakukan rap agar tidak bosan. Jadi, film ini sangat cocok bagi penggemar musik hiphop. Secara keseluruhan film “Gully Boy” merupakan film yang layak ditonton. Film ini cocok bagi penonton yang sedang ragu dengan mimpinya, yaitu memilih untuk menggapai mimpi atau tidak. Hal ini karena terkadang seseorang dihadapkan dengan impian yang dianggap tidak realistis. Tidak realistis yang dimaksud adalah karena terhalang oleh keadaan ekonomi. Orang yang lahir dari kalangan kelas bawah seakan-akan tidak boleh untuk memiliki cita-cita yang tinggi. “Gully Boy” melalui tokoh Murad membuktikan bahwa keadaan ekonomi bukanlah sebuah halangan untuk meraih mimpi. Murad percaya bahwa akan selalu ada jalan dan waktu tersendiri bagi orang-orang yang benar-benar “bermimpi”. Selain itu, terkadang pemimpi harus berani menentukan pilihannya dan berjalan terus maju ke depan.
Di samping itu, kepopuleran dan kualitas film “Gully Boy” dibuktikan dari banyaknya piala penghargaan yang berhasil dimenangkan. Penghargaan yang dimenangkan salah satunya dari ajang penghargaan Filmfare, yaitu sebagai film terbaik, dialog terbaik, sutradara terbaik, skenario terbaik, sinematografi terbaik, pengarah musik terbaik, musik latar terbaik, album musik terbaik, produksi design terbaik, aktor terbaik, aktris terbaik, aktor pendukung terbaik, dan aktris pendukung terbaik. Selain itu, film ini juga memenangkan piala di ajang penghargaan bergengsi lainnya, seperti acara penghargaan Zee Cine, Screen Award, dan International Indian Film.
Penulis: Decika Syahda Maharani/Bul
Editor: Annisa Fadhilah/Bul