Setiap bulan Ramadhan, Masjid Kampus UGM (Universitas Gadjah Mada) selalu mengadakan kegiatan pembagian takjil untuk berbuka puasa bersama. Buka puasa bersama ini merupakan salah satu rangkaian dari RDK (Ramadhan di Kampus). RDK sendiri adalah kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh Lembaga Dakwah kampus Jama’ah Shalahuddin (JS) UGM.
Rangkaian dari kegiatan RDK diantaranya yaitu sahur bersama, berbuka bersama, serta kajian keilmuan dengan pembicara-pembicara luar biasa. RDK pertama diselenggarakan pada tahun 1976 yang berlokasi di Gelanggang Mahasiswa UGM. Saat itu, nama kegiatan ini bukan RDK, melainkan Ramadhan In Campus (RIC). Alasan dari diadakannya RDK diungkapkan oleh Budi Prasetyo selaku wakil koordinator berbuka dalam RDK 1444 H “Untuk alasannya sendiri ini lebih kepenerusan tradisi ya, karena udah didahului oleh pendahulu kita dan dari temen-temen kakak-kakak kita yang dulu diangkatan-angkatan sebelumnya, jadi lebih ke kaya PPSMB lah kalo temen-temen tahu. Cuma bedanya kita di maskam.” Pembagian takjil sendiri akan dimulai pada pukul 17.15 WIB yang sebelumnya diawali dengan pembagian kupon pada pukul 15.45 WIB.
RDK ramai pengunjung
Antusiasme dari mahasiswa untuk mengikuti kegiatan ini terbilang luar biasa. Hal ini dapat dilihat di lingkungan masjid UGM yang selalu ramai ketika menjelang ashar. Tidak hanya dari mahasiswa UGM, bagi-bagi takjil ini juga mendapatkan antusiasme dari kampus lain seperti UII, UMY, UNY, bahkan masyarakat umum. Panitia sendiri menceritakan bahwa dari 1.000 kupon yang tersedia bisa habis hanya dalam waktu singkat, hal ini terutama berlaku untuk pembagian takjil perempuan. “Untuk yang perempuan itu baru jam empat sudah habis, jadi jam empat lewat delapan 500 kupon itu langsung habis”, papar Budi.

Namun, luar biasanya antusiasme ini menjadikan beberapa jamaah tidak sempat mendapatkan kupon. Dari panitia sendiri memberikan solusi takjil lain yang berasal dari donatur jika jamaah berkenan untuk menunggu. Meskipun begitu, tentu saja takjil yang dibagikan akan berbeda dengan menu utama pada hari itu dan terbatas. Panitia sendiri memaparkan bahwa jamaah bisa mengetahui bahwa mereka sudah tidak kebagian kupon dari meja registrasi sehingga jamaah dapat membuat pilihan lain untuk berbuka.
Fenomena kupon ganda takjil
Ramainya antusias mahasiswa untuk mendapatkan takjil ini sayangnya dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Panitia menuturkan bahwa ada saja kejadian kupon ganda. Artinya, kupon takjil ini diambil tetapi tidak ditukarkan pada hari yang sama lalu digunakan dihari yang berbeda. Hal ini menyebabkan porsi takjil yang dibagikan menjadi tidak sesuai dan terjadi selisih. Kejadian ini dapat mengakibatkan orang lain tidak bisa mendapatkan takjil meskipun memiliki kupon.
Takjil yang dikeluarkan pun kemudian tidak sesuai dengan porsi dan premi anggaran yang telah dihitung sebelumnya. Meskipun begitu, panitia bersikap tegas agar kejadian ini tidak terjadi. “… kami tahu, kami mencatat itu semua, dan akan terjadi ada dua nomor yang sama. Nah disitulah yang kadang membuat kami harus tegas karena kami sudah mencatat bahwa kupon itu hilang di hari sebelumnya.”, papar Budi.
Kajian sore yang menarik bagi mahasiswa
Selain berbagi takjil, Kegiatan RDK juga mengadakan kajian yang menarik minat mahasiswa untuk datang. Banyak dari mahasiswa, yang tertarik dengan tema dan materi yang disampaikan. “aku sendiri mendapatkan insight baru dan penyampainnya pun lucu, menghibur”, papar salah satu jamaah. Tokoh-tokoh yang dihadirkan pun cukup menarik dan mendapatkan perhatian yang cukup besar. Jadi, meskipun pada awalnya beberapa mahasiswa hanya berniat untuk mencari kupon, tetapi tidak jarang para jamaah tersebut pada akhirnya justru menyimak dan mencatat materi yang disampaikan
“Ini kan salah satu strategi dari maskam juga yang mau ambil takjil harus mengikuti safari dakwah dan ini saya rasa bagus untuk anak-anak karena ya meskipun awalnya niatnya memang itu ( mengambil kupon) ya mereka dapet lah ilmunya” papar Martono, salah satu mahasiswa yang mengikuti kajian di Masjid Kampus. Ada beberapa tanggapan dari mahasiswa, yang mengungkapkan jika kajian yang dilaksanakan memang bagus, tetapi jika tidak mendapat takjil maka akan sulit untuk mencari makanan berbuka puasa setelahnya karena kegiatan kajian yang dilaksanakan sore hari menjelang berbuka. Salah satu jamaah menyayangkan hal tersebut karena jika dari awal hanya berniat untuk mendengar kajian dan tidak ingin memburu kupon takjil saja pun nantinya akan sulit untuk mencari takjil di luar.
Harapan untuk RDK yang lebih baik
Kegiatan Ramadhan di Kampus ini disambut positif dan menjadi opsi yang menarik bagi mahasiswa, khususnya bagi mahasiswa yang ingin menghemat pengeluaran selama di bulan Ramadhan. Selain bisa mendapatkan takjil gratis, mahasiswa juga bisa menambah ilmu melalui kajian yang dipaparkan. Beberapa mahasiswa juga mengapresiasi kinerja para panitia RDK yang dinilai cukup baik, meskipun ada beberapa aspek yang perlu ditingkatkan. Salah satu mahasiswa yang mengikuti takjil mengatakan bahwa untuk kepanitiaan RDK yang mengurusi kegiatan ini bisa lebih siap dalam mengontrol banyaknya orang yang mengantri takjil atau sahur.
Panitia RDK sendiri mengakui bahwa dalam segi stamina, panitia harus lebih baik lagi kedepannya. “karena kita juga sambil kuliah terus punya kesibukkan di akademik jadi mungkin yang perlu dibenahi itu lebih ke stamina ya”, papar Budi. Panitia pun juga mengharapkan agar kedepannya kepanitiaan RDK bisa lebih besar lagi karena kepanitiaannya pun dibuka untuk umum, baik mahasiswa UGM ataupun di luar UGM dan tidak memandang agama. Selain itu, juga diharapkan kedepannya bisa mengusung konsep yang efektif dan lebih menarik.
Penulis: Puri, Fariz, Nawang, Indah, Wulan/ Bul
Editor: Fira N Marsaoly/ Bul