Ketiadaan Tenant di Kantin Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Bagaimanakah Dampaknya?

Ilustrasi: Rina/Bul

Di tengah perkuliahan luring yang berlangsung semenjak Agustus 2022 lalu, para mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) di Universitas Gadjah Mada (UGM) mengeluhkan sering mengalami kelaparan karena belum adanya satu pun tenant yang mengisi kantin fakultasnya. Memang, pihak fakultas telah mewanti-wanti supaya mahasiswanya membawa bekal selama perkuliahan berlangsung. Namun, tidak dapat dimungkiri, berbagai kendala turut menyertai, baik akibat faktor alam seperti hujan, maupun kemacetan, bangun kesiangan, serta tidak adanya fasilitas memasak bagi mahasiswa yang tinggal di kos.

Minimnya promosi pihak fakultas kepada calon tenant diduga sebagai sebab dari kosongnya kantin. Meskipun sempat terlihat beberapa calon tenant datang untuk survei, sampai saat ini kantin FTP masih tak kunjung buka. Sebagai solusi, kantin kejujuran sempat dioperasikan selama beberapa waktu. Akan tetapi, pihak fakultas segera tidak mengizinkan penggunaan selasar, di mana kantin kejujuran berada.

Untuk mengkaji secara mendalam, Tim Riset Penelitian dan Pengembangan Surat Kabar Mahasiswa (SKM) Bulaksumur menyebarkan kuesioner yang menyasar mahasiswa FTP dari berbagai jurusan dan angkatan. Dari 79 responden yang berasal dari angkatan 2020 hingga 2022 dengan jurusan Teknologi Industri Pertanian (TIP), Teknik Pertanian dan Biosistem (TPB), dan Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (TPHP), sejumlah 92,4% responden menekankan pentingnya fasilitas kantin bagi para mahasiswa. Terlebih lagi, 83,5% responden diketahui tidak selalu makan sebelum berangkat kuliah. Selain itu, sehubungan dengan imbauan yang dikeluarkan oleh pihak fakultas, hanya 12,7% responden yang terbiasa membawa bekal untuk mengantisipasi kemungkinan mereka mengalami kelaparan. Namun, sebanyak 87,3% dari responden tersebut justru tidak terbiasa membawa bekal ke kampus.

Permasalahan kantin yang mengganggu mahasiswa

Ketiadaan tenant kantin di FTP menyebabkan masalah yang cukup serius untuk mahasiswanya. Kebanyakan dari responden, yakni sebanyak 96,2% bahkan merasa sangat terganggu dengan adanya permasalahan ini. Apalagi, bagi mereka kantin menjadi salah satu fasilitas yang sangat penting sebagai penunjang kehidupan di dalam kampus.

Kondisi atas ketiadaan tenant di kantin FTP yang dirasa sangat mengganggu tentu dinilai oleh para responden dengan berkaca dari pengalaman yang mereka alami. Kebanyakan dari mereka (56,2%) seringkali merasa kelaparan sehingga menyebabkan daya konsentrasi mereka pun ikut menurun. Tak hanya itu, bahkan sebanyak 1,4% responden mengaku bahwa rasa semangat mereka dalam menuntut ilmu menjadi menurun akibat gangguan lapar yang dialami.

Selain permasalahan di atas, jadwal perkuliahan yang padat ditambah tidak adanya kantin kerap kali menjadi permasalahan serius bagi sebagian kecil mahasiswa. Sebanyak 5,5% dari responden yang ada menganggap bahwa kekosongan tenant membawa dampak terhadap kemudahan mahasiswa dalam mencari makan di lingkungan fakultasnya sendiri. Terlebih lagi, kelas pertama yang seringkali dimulai pukul 7 pagi membuat permasalahan tersebut menjadi lebih serius. Bagaimana tidak? Di waktu sepagi itu, mahasiswa mengaku kesulitan mencari sarapan karena jarang ada warung makan yang sudah buka. Selain itu, kebanyakan mahasiswa juga tidak memiliki waktu untuk memasak dan membuat bekal.

Akibat dari kesulitan mencari makan yang dialami mahasiswa membuat mereka memutuskan untuk memilih menahan lapar. Hal tersebut dijadikan solusi oleh 7% responden yang ada ketika mereka merasa lapar. Namun, seperti yang dilansir dari situs alodokter.com, tubuh yang sudah lama menahan lapar terlalu lama cenderung akan menyimpan sisa energi sehingga menimbulkan rasa kantuk. Permasalahan tersebutlah yang turut dialami oleh 1,4% responden. Tidak hanya itu, kesehatan mereka juga menjadi terganggu. Sebagian responden (4,1%) menyatakan bahwa mereka kerap mengalami pusing, sakit perut, serta asam lambung hingga  maag yang menjadi kambuh.

Sebagai akibat dari ketiadaan tenant di kantin FTP, justru membuat kebanyakan responden (49%) cenderung memilih membeli makan di fakultas lain, seperti di Fisipmart (Fisipol), Bonbin (Filsafat), atau Pujale. Namun, hal ini dianggap tidak efisien oleh 28,7% responden. Hal itu dianggap oleh para responden tersebut cukup menyita waktu sehingga mereka seringkali terlambat masuk kelas dan praktikum. Meski begitu, sebanyak 17% responden terkadang juga memilih untuk memesan makanan di aplikasi pesan antar makanan, seperti GoFood. Sementara itu, beberapa diantaranya memilih untuk membeli makanan ringan (7%) atau minum air putih (8%).

Mahasiswa: Apa sih yang kami butuhkan?

Ketiadaan tenant di kantin merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh pihak fakultas. Berdasarkan riset yang dilakukan, diketahui berbagai macam dampak serius telah dialami oleh mahasiswa akibat tidak adanya tenant di kantin FTP. Hal ini dapat dipahami karena data menunjukkan bahwa sebanyak 77 dari 79 responden begitu mengharapkan agar kantin FTP segera diisi dan diaktifkan. Beberapa responden juga menyampaikan apabila pihak fakultas tidak dapat menggaet tenant untuk mengisi kantin, diharapkan setidaknya disediakan ruang untuk kantin kejujuran.

Harapan-harapan supaya segera diisinya kantin FTP tentunya berangkat dari kegelisahan mayoritas responden. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya 51,9% responden yang menilai bahwa perhatian pihak fakultas terhadap permasalahan tersebut masihlah kurang. Dengan adanya data tersebut menunjukkan bahwa masalah tenant ini sudah menjadi krusial bukan hanya bagi mahasiswa. Dalam mendukung perkuliahan mahasiswa, diperlukan adanya fasilitas yang memadai, bukan hanya dalam bentuk perpustakaan. Kantin menyediakan kebutuhan paling dasar manusia, yaitu makan. Agar terciptanya lingkungan belajar yang kondusif, keberadaan kantin tentunya tidak dapat diabaikan begitu saja. Tidak adanya kantin menyebabkan mahasiswa menghabiskan banyak waktu di jalan untuk mencari makan, kelaparan ditengah jam perkuliahan, hingga kehilangan fokus dari tujuan utama mereka, yaitu belajar. Berdasarkan data riset, 97,4% responden juga mengharapkan dan mendorong pihak fakultas untuk segera mengadakan kantin beserta tenant-nya. Beberapa dari responden yang ada juga mengharapkan bahwa ketika memulai semester genap tahun ajaran 2022/2023, mahasiswa FTP sudah dapat menikmati fasilitas kantin yang sudah dinanti-nanti sejak lama.

Referensi

https://www.alodokter.com/komunitas/topic/ngantuk-saat-lapar

Penulis: Mellyana, Xenia, dan Ashabrina/ Bul

Editor: Yesika Fierananda/ Bul

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here