Parahitha Millyena Legowo, mahasiswi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada (UGM) angkatan 2018 berhasil meraih 3 medali pada PON XX Papua 2021 pada olahraga catur.
Perjuangan dan Pengalaman PON XX Papua 2021
Dalam dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021, Tata berpartisipasi dalam pertandingan catur pada tiga kategori sekaligus. Tidak tanggung-tanggung, dari ketiga kategori tersebut, Tata yang berhasil lolos ke UGM melalui jalur PBUB (Penelusuran Bibit Unggul Berprestasi) berhasil menyumbang tiga kemenangan sekaligus sebagai perwakilan dari DKI Jakarta. Ia meraih 1 medali perak dari nomor catur kilat beregu terbuka putri, serta 2 perunggu masing-masing dari nomor catur beregu cepat terbuka putri dan beregu catur klasik terbuka putri. Walaupun Tata mengalami penurunan prestasi pada saat ia bertanding di PON XIX Jabar namun ia bersyukur dengan yang apa ia dapatkan di PON XX kali ini.
Tentu prestasi tersebut tidak didapatkan secara instan. Berbekal pengalaman Tata yang telah menggeluti dunia catur sejak belia, dan training center (TC) yang harus diikuti selama sekitar satu bulan, yakni dari bulan Agustus hingga akhir September. Untuk bisa mengikuti turnamen PON ini pun, Tata harus menempuh tahap pra-PON sejak tahun 2019. Adanya pandemi juga membuat Tata harus berlatih secara daring, yang mana menurutnya tekanan yang didapat ketika bermain catur secara daring lebih sedikit daripada ketika bermain saat luring. Walaupun latihan yang didominasi secara daring, dengan segala pembatasan yang diberlakukan, akhirnya PON kali ini dapat diselenggarakan secara luring di Papua.
Dengan perjalanan 6-7 jam dari Jakarta hingga ke Merauke di mana pertandingan catur diadakan, menjadikan kunjungan Tata ke Papua untuk bertanding ini sebagai pengalaman baru. Termasuk panitia yang menyajikan daging rusa sebagai makanan khas Papua, makanan ini juga baru ditemui oleh Tata. Meskipun perjalanannya menguras tenaga, ketika di sana tidak ada yang membuatnya perlu beradaptasi, khususnya mengenai cuaca.
Dukungan, Harapan, dan Pesan
Dukungan dapat datang dalam berbagai bentuk, termasuk Universitas Gadjah Mada yang memiliki jalur penerimaan dari seleksi prestasi non akademik yaitu jalur PBUB. Sebagai timbal baliknya, Tata wajib menjadi anggota dari UKM catur dan tidak melupakan kewajiban utamanya sebagai mahasiswi teknik industri. Tanpa membeda-bedakan, ketika ingin mengajukan izin untuk mengikuti pertandingan pun, Ia harus mengajukan sesuai dengan birokrasi yang ada. Meskipun ia turut berharap ke depannya, mekanisme perizinan dapat dilakukan dengan lebih mudah.
Setelah PON XX usai, sebagai mahasiswa semester 7, Tata lebih memilih fokus pada skripsinya terlebih dahulu. Setelah lulus pun, ia berharap dapat berkarier di bidang teknik industri, sesuai keilmuan yang tengah ditekuninya saat ini, sementara catur tetap akan dijadikan sebagai hobi.Dengan segala kesibukannya, di dunia akademik dan percaturan, ia juga mengikuti tiga organisasi sekaligus. Tata memiliki tekad untuk selalu maksimal dalam mengikuti suatu kegiatan dan mampu mengatur waktu dengan baik. “Jangan setengah-setengah kalau udah niat, karena akan ada halangan,” pungkasnya. Ia juga berpesan bahwa jangan memaksakan passion, supaya tidak membuang-buang waktu.
Penulis: Azlia Qothrunnada dan Haikal Abdurrahman A / Bul
Editor: Meidiana Putri S/ Bul