Pada tanggal 9 Oktober 2021, mahasiswa Departemen Manajemen Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada berhasil menyelenggarakan acara tahunannya Bernama Public Action dengan tema “Emphasizing Public Value in Addressing Perpetual Social Issues: A Multidimensional Perspective”. Acara ini mendatangkan banyak pembicara sukses, diantaranya Tantowi Yahya, Sandiaga Uno, Abdul Halim Iskandar, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D., IPU, Asean Eng., Faizal Chery Sidahrta, HE Ade Padmo Sarwono, Shamsul Haque, dan Melati Wijsen.
Abdul Halim Iskandar, Menteri Desa, yang diwakilkan oleh Leroy Samy Uguy, mengatakan bahwa pembangunan ekonomi melalui pemberdayaan komunitas dilakukan melalui transformasi ekonomi kampung terpadu oleh Kementerian Desa. Ini memfokuskan bagaimana mengubah komunitas dan perkembangan ekonomi dari level rumah tangga, desa, antar desa, kabupaten, provinsi, dan nasional, serta melakukan transformasi ekonomi dari desa menuju level nasional. Perlakuan ini, mengharapkan outcome berupa peningkatan awareness terkait peraturan desa dan perencanaannya, alokasi dan utilisasi sumber daya desa efektif untuk perkembangan desa, peningkatan investasi pada produksi pertanian, dan peningkatan ekonomi di area pedesaan.
Profesor dari University of Singapore, Shamsul Haque membahas tentang keterbatasan kebijakan environmental di negara-negara ASEAN. Dalam lingkup ASEAN, terdapat environmental disorder yang cukup serius, seperti permasalahan iklim, lahan dan hutan, emisi karbon, penggunaan energi. Hal ini disebabkan karena peningkatan populasi, industrialisasi, perkembangan ekonomi, konsumerisme, ketidaksetaraan ekonomi yang semakin memburuk. Beliau menyampaikan bahwa untuk mengatasi hal tersebut, perlu dilakukan hal-hal seperti menjadikan aturan pengurangan kemiskinan dan redistribusi sebagai environmental policy, penegakan yang sama dari semua pihak, mengejar pendekatan eco-holistic ke SD, dan masih banyak lagi.
Membawa tema pengaruh kaum muda, Melati Wijsen, Founder Youthtopia, memaparkan bahwa pemberdayaan kaum muda adalah sebuah wadah yang meyakini bahwa anak muda bisa melakukan aksi dan membuat suara mereka terdengar dalam upaya berkontribusi untuk masyarakat. Anak muda memiliki level kreatifitas dan kepekaan terhadap urgensi persoalan-persoalan di sekitarnya, sehingga sangat penting untuk dilibatkan dalam proses menuju perubahan, menciptakan sistem, dan mengimplementasikan solusi yang baik untuk masyarakat.
Kemudian Tantowi Yahya, selaku ambasador Indonesia untuk New Zealand, berbagi materi tentang krisis multidimensional dengan membawa Negara New Zealand sebagai contoh. New Zealand berhasil melalui dua krisis dengan baik, yaitu serangan mass-shooting oleh teroris di tahun 2019 dan pandemi Covid-19. Pandemi ini, membawa New Zealand ke dalam beberapa masalah seperti ekonomi yang berdampak pada pengangguran, pemerintah yang mengambil keuntungan politik, dan kedatangan vaksin yang terlambat. Namun New Zealand memiliki banyak strategi untuk mengatasi pandemi ini. Dengan strategi kesiapan menutup akses masuk transmisi, konsistensi hukum, good communication, dan partisipasi publik.
Penulis :
Yufa/Bul
Rizky/Bul