Prodi Baru Teknik Infrastruktur Lingkungan: Menuju Infrastruktur Indonesia yang Lebih Sehat

Ilus: Tiara/Bul

Seiring berjalannya waktu, keadaan lingkungan kian berubah. Banyak sekali infrastruktur yang telah dibangun untuk memudahkan hidup manusia. Akan tetapi, infrastruktur tersebut seringkali tidak mengindahkan keberlangsungan lingkungan. Hal tersebut mendasari Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) membuka prodi baru di tahun ini, Prodi Teknik Infrastruktur Lingkungan. 

Latar Belakang Pendirian

Latar belakang pendirian prodi baru ini dilihat dari dua sudut pandang yaitu adanya permasalahan lingkungan di Indonesia saat ini dan kurangnya pengembangan riset serta belum adanya program studi (prodi) di UGM yang mengarah ke sanitasi lingkungan. UGM sebenarnya sudah membuka prodi mengenai lingkungan seperti Geografi. Akan tetapi, ada yang berbeda dari prodi baru ini dibandingkan dengan prodi-prodi lain di UGM. “UGM sangat penuh pertimbangan bahwa tidak boleh ada prodi yang sifatnya sama di dalam tujuan pembelajaran itu,” ungkap Dr Ir Sri Puji Saraswati MSc, Dosen Teknik Sipil dan Lingkungan. 

Mengenai Prodi Teknik Infrastruktur Lingkungan 

Pembukaan prodi Teknik Infrastruktur Lingkungan (TIL) bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang lulusan yang berkualitas dan peka terhadap permasalahan lingkungan. Kemudian untuk dasar keilmuan prodi TIL sendiri adalah mengenai ilmu-ilmu keteknikan, khususnya engineering thinking yang merupakan cara berpikir orang teknik untuk membaca, mengidentifikasi, merumuskan, dan menyelesaikan masalah yang ada. “Engineering thinking ini yang membedakan dasar keilmuan di TIL dengan prodi-prodi yang lain,” tutur Wati, panggilan akrab Sri Puji Saraswati. 

Dibandingkan dengan prodi Teknik Sipil UGM, prodi TIL mempelajari infrastruktur yang tak terlihat seperti drainase. Infrastruktur ini seringkali dilupakan oleh orang-orang, tetapi mempunyai peran yang cukup penting bagi lingkungan. Masalah infrastruktur ini juga tidak terlepas dari limbah dan pengolahannya agar tidak mencemari lingkungan. Upaya tersebut merupakan upaya preventif untuk menghindarkan lingkungan dari kerusakan. 

Prospek dan peluang kerja 

Prospek kerja dari lulusan teknik infrastruktur lingkungan sangat luas. Lulusan prodi ini dapat bekerja di Kementerian Lingkungan Hidup, konsultan industri, LSM, dan sebagainya. Sedangkan untuk peluang kerja, berdasarkan riset yang telah dilakukan oleh pihak kampus, 7020 tenaga kerja dibutuhkan di tahun 2030 untuk menangani permasalahan-permasalahan terkait sanitasi, pencemaran lingkungan, dan akses terhadap air minum. Kemudian melihat fakta bahwa prodi dengan fokus serupa hanya terdapat sekitar 4-5 prodi, maka peluang kerja lulusan teknik infrastruktur lingkungan sangat besar. “Ketika kita lihat jumlah lulusannya sampai ke 2030 itu, dari 7020 hanya bisa menyuplai 21% kebutuhannya. Artinya, kalau kita bicara peluang lulusan dari TIL, itu masih bisa mengisi gab 79%-nya,” papar Ni Nyoman Nepi Marleni ST MSc PhD. 

Kesiapan teknis

Perencanaan pendirian prodi ini sudah dari tahun 1997. Proses dari UGM yang cukup alot membuat prodi ini baru diresmikan tahun 2021 setelah melalui berbagai macam persiapan. Dengan daya tampung awal sebanyak 40 mahasiswa atau satu kelas melalui seleksi Ujian Tulis (Utul), pembukaan prodi baru ini diharapkan mampu menjadi sebuah langkah yang baik. Untuk tenaga pendidik, sebanyak 7 dosen ditugaskan secara tetap di prodi ini, ditunjang oleh 52 dosen lain dari dalam maupun luar Departemen Teknik Sipil. Para dosen ini akan dibantu oleh 28 tenaga kependidikan berpengalaman yang sudah siap melancarkan proses pembelajaran di prodi baru. 

Sudut pandang calon mahasiswa baru

Gregor Dalton, salah satu calon mahasiswa baru (camaba) yang berminat ke prodi teknik infrastruktur lingkungan, mengaku jika ia menyayangkan pembukaan prodi baru yang hanya melalui jalur Ujian Tulis saja. Kemudian terkait dengan sosialisasi, pihak kampus juga masih kurang gencar melakukan sosialisasi kepada camaba. “Menurutku kurang, soalnya cuma tahu dari grup. Itu biasanya kan di Twitter suka banyak, tapi selama aku cari ternyata baru tahu kemarin-kemarin. Jadi emang masih kurang gencar promosinya,” ungkap Marcella Azzahra, salah satu camaba yang lain.

Harapan ke depan 

Prodi teknik infrastruktur lingkungan sebagai prodi baru harus bisa menjadi bagian dari solusi terhadap permasalahan-permasalahan infrastruktur lingkungan. Prodi baru ini juga harus bisa mengubah cara pandang mahasiswa dan masyarakat untuk lebih peduli tentang lingkungan. “Semua tidak harus dengan infrastruktur, tetapi etika lingkungan kita ada, itu juga penting,” ungkap Wati. Prodi teknik infrastruktur lingkungan juga diharapkan mampu membantu pemerintah mencapai tujuan-tujuan pemerintah terkait dengan penanganan masalah infrastruktur lingkungan dalam waktu yang ditentukan. 

Penulis: Nisa Asfiya Husna dan Tri Angga Kriswaningsih/ Bul

Editor: Hafis Ardhana/ Bul

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here