Sulthan: Kerja Politik dibarengi Kerja Intelektual

capresma-ugm-(02)-2019

M. Sulthan Farras Nanz, atau yang kerap disapa Sulthan adalah mahasiswa S1 Manajemen angkatan 2016. Tahun ini, lelaki yang memiliki hobi membaca buku bisnis ini mencalonkan diri menjadi Presiden Mahasiswa UGM tahun 2019/2020. Ia merupakan sosok yang berprestasi. Beberapa penghargaan yang telah diraih ialah Juara 1 Jenius Hackton Bank BTPN, Juara 2 Padjajaran International Business Case Competition, dan Finalis Startup Turkey Global Summit, dll. Disamping unggul dalam prestasi, Sulthan juga aktif berorganisasi. Pada tahun 2018, ia terpilih menjadi Ketua BEM Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Simak wawancara eksklusif Buls dengan Sulthan untuk mengetahui rencana-rencana dalam pencalonannya!

Mengapa Sulthan mencalonkan diri menjadi Presiden Mahasiswa BEM KM UGM?

Saya ingin mencalonkan diri karena sebenernya bukan ambisi dari diri sendiri melainkan dukungan dari teman teman. Beberapa tawaran ditolak tetapi pada akhirnya setelah meminta izin orangtua dan mendapat dukungan, meminta restu keluarga di pondok yang pernah digunakan untuk menimba ilmu sebelumnya.

Apa visi dan Misi Sulthan sebagai Capresma?

Visi misi untuk melahirkan paradigma baru dalam pergerakan mahasiswa, jangan sampai ditafsirkan tunggal oleh orang-orang tertentu, setiap orang punya cara aktivisme masing masing. Pergerakan tidak hanya sebatas turun ke jalan ataupun menyuarakan tuntutan tetapi juga pergerakan di dunia kreatif, pergerakan di dunia bisnis, pergerakan di dunia akademik, pergerakan didunia pengabdian masyarakat. Paradigma-paradigma baru tersebut yang ingin dihadirkan agar berevolusi. Jangan hanya bersifat dinamis, tunggal, ataupun menjadi mati. Membuat nafas BEM KM ke arah intelektual dalam artian lebih objektif dan tertata rapi.

Pandangan tentang BEM KM saat ini?

Pandangan tentang BEM KM saat ini secara pribadi dimana pernah intens sejak dua tahun lalu, kalau skala 1-100 angkanya 70. Mungkin secara nasional sangat aktif. Namun, bagaimana bisa hadir mengawal isu-isu kampus UGM, bagaimana bisa mengakomodir keresahan bersama yang bisa disikapi secara konkret—contohnya beberapa isu yang tidak dikawal di kampus dan beberapa agenda—tidak tepat sasaran.

Bagaimana tanggapan Sulthan terhadap hasil kerja BEM yang tidak sampai ke akar rumput mahasiswa?

Tanggapan terhadap hasil BEM yang kurang sampai ke akar rumputnya ialah pertama tidak bisa memetakan sebnernya permasalah apa yang ada di kampus, tidak bisa berangkat dari permasalahan real yang dihadapi mahasiswa, program yang dihadirkan tidak match dengan permasalahan mahasiswa. Paradigma masih kaku.

Bagaimana cara Sulthan membuat harmoni dari banyaknya perbedaan yang ada di UGM?

Harus bisa mendorong individu-individu yang sudah konsen dan punya pengalaman untuk mengawali suatu isu yang berkaitan dengan hal tersebut (penelitian, pergerakan, perlombaan, dll) karena dengan orang-orang aktif yang mau terjun dengan pergerakan intelektual merupakan hal yang luar biasa secara pribadi dan institusi. Mengahdirkan iklim kompetitif yang berorientasi ke hadirnya inovasi untuk menyelesaikan masalah di UGM misalnya membuat wadah lomba membuat apps atau produk IoT (Internet of Things) yang bisa dimanfaatkan mahasiswa UGM untuk melaporkan sesuatu yang bersifat urgent, multidisipliner, dan saling berkolaborasi.

Bagaimana tanggapan Sulthan mengenai kebebasan akademik di UGM?

Tanggapan terhadap kebebasan akademik di UGM misal tidak adanya ruang aspirasi mahasiswa disebabkan oleh ketidaktahuan seberapa banyak keresahan dari suatu isu yang kemudian harus disampaikan. Inovasi yang akan dihadirkan ialah seperti apps untuk menandatangani petisi jadi bisa tahu beapa banyak orang yang menandatangani, sehingga terdapat data valid seberapa penting isu harus ditangani. Terdapat level-level pada setiap isu yang dihitung dari banyaknya suara tidak semua asal reaktif. Model advokasi harus diiringi dengan teknologi yang berkembang.

Menurut Sulthab, Pemimpin yang berhasil menurut itu seperti apa?

Pemimpin yang berhasil ialah pemimpin yang bisa melahirkan pemimpin yang lain, pemimpin yang bisa menghadirkan satu solusi namun satu solusi tersebut dikali banyaknya orang yang dipimpin sehingga menghasilkan cara pandang baru, tanpa harus merasa seolah pemimpin yang harus selalu di depan. Namun, pemimpin yang bisa di depan, tengah dan belakang dan berpikiran terbuka.

Mengapa mahasiswa UGM harus memilih Sulthan?

Mahasiswa UGM harus memilih Sulthan karena landasan pribadi maju bukan karena kader partai yang terikat dengan kepentingan politik. Teman-teman pengusung yakin kalau saya mempunyai kapabiltas dan visi kedepannya untuk menyelesaikan program-program karena kerja politik harus dibarengi kerja intelektual. Kerja politik tidak dibarengi kerja intelektual akan lambat dan kerja intelektual tanpa kerja politik tumpul.

Penulis: Seira, Nurul Izzah/Bul
Penyunting: Aulia Hafisa/Bul

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here