Ajak Aksi Penyelamatan Lingkungan Melalui Festival Ajisaka 2019

Festival Ajisaka
Festival Ajisaka dibuka dengan konferensi pers (25/10)

Festival Ajisaka 2019 resmi dibuka pada jumat, 25 Oktober 2019. Festival ini memiliki 5 mata lomba utama, yaitu periklanan (Sadewa), humas (Prahasta), Film (Kresna), jurnalistik (Arjuna), dan penelitian komunikasi (Nakula). Pada tahun 2019, Festival Ajisaka bekerja sama dengan P3I (Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia) dan membuka 18 cabang mata lomba. Abhipraya Darani: Mengurangi Plastik, merupakan tema besar Festival Ajisaka tahun ini. Lewat ini, Ajisaka ingin mengajak generasi muda untuk turut peduli terhadap lingkungan dengan cara-cara yang kreatif dan inovatif. Rangkaian acara Festival Ajisaka dibuka dengan diadakannya press conference dan talkshow yang berjudul Environmentalk.


Environmentalk diadakan di Auditorium Fisipol Universitas Gadjah Mada lt 4 (25/10)

 “Envionmentalk ini mengusung tema Pirsa Bentala, Bangkitkan Karsa dengan narasumber Dila Hadju, founder dari tumbuhijaurban dan Fano Alfian, co founder dari Ailesh Power.Co, yang bertujuan untuk mengajak audiens untuk melihat kondisi bumi yang darurat sampah plastik, membangkitkan niat untuk memikirkan solusi, dan mengambil tindakan penyelamatan lingkungan yang nyata”, ungkap Juan Daniel, selaku ketua kompetisi Festival Ajisaka 2019.

 Plastik menjadi masalah yang serius, terutama Indonesia merupakan penyumbang sampah plastik terbanyak kedua di dunia, padahal Indonesia telah menargetkan pengurangan sampah plastik hingga 75% di tahun 2025.  Oleh karena itu, Environmentalk yang bertema Abhipraya Darani, yang berarti harapan bumi ini diharapkan bisa memberikan pengaruh tertentu bagi masyarakat luas untuk mengatasi isu sampah plastik yang sudah serius melalui beragam ide dan cara cara kreatif yang bisa memberikan kontribusi nyata bagi masalah sampah plastik di dunia.

“ Kita tahu, bahkan kita sadar kalau tiap hari semua yang kita konsumsi kebanyakan memakai plastik sekali pakai. Bahkan, kertas pembungkus itu juga mengandung plastik sekali pakai. Sedangkan plastik itu berasal dari minyak bumi, yang jika diambil secara terus menerus, lama lama akan habis” jelas Fano Alfian.

Acara ini juga mendapat respon positif dari peserta talkshow, salah satunya Erlangga. Menurutnya, talkshow ini merupakan acara yang keren dan bermanfaat, sehingga bisa mendorong kaum milenial sebagai audiens talkshow untuk lebih sadar akan urgensi dari masalah lingkungan.

“Karena mayoritas pesertanya adalah mahasiswa, jadi aku berharap kita sebagai mahasiswa jadi pelopor untuk perubahan dalam masalah ini, yang bisa ngajak sekitar untuk aware akan permasalahan ini, sehingga harapanku warga dunia bisa sama sama berubah demi keberlangsungan kehidupan si” , tutur Erlangga.

We don’t need a handful of people doing zero waste perfectly. We need millions of people doing it imperfectly. “Kalau kita melakukan perubahan ini dengan nggak sempurna, pasti selalu ada niat untuk memperbaiki terus menerus, dan lama kelamaan itu akan jadi kebiasaan baik yang bisa ditularkan dan membantu untuk perubahan dunia ke depan” tutur Dila Hadju, founder tumbuhijaurban.

Rangkaian acara selanjutnya yaitu kompetisi yang akan ditutup registrasinya pada 3 November 2019 . Selain itu, aka nada pula pop up market, seminar, serta  eksibisi karya di Monumen Jogja Kembali. Informasi lebih lengkap, bisa mengunjungi laman online ajisaka festival dan official account festival ajisaka di instagram @ajisakaugm atau add official account line @Zff287k.

Penulis : Aaliya/Raka/Bul
Editor : Debora Putri Sekaringtyas/Bul

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here