Sebagai kota wisata, Yogyakarta terus berupaya menyediakan fasilitas publik agar masyarakat semakin nyaman. Salah satu fasilitas publik yang menarik perhatian belakangan ini adalah toilet bawah tanah yang terletak di Titik Nol Kilometer Yogyakarta. Lebih tepatnya, toilet ini berada di depan Bank Indonesia cabang Kota Yogyakarta.
Secara resmi, toilet bawah tanah ini sudah dapat digunakan untuk masyarakat pada 1 Februari 2018. Pembangunan toilet yang mengalokasikan dana sebesar kurang lebih 5 milyar ini digadang-gadang sebagai toilet bertaraf internasional. Fasilitas yang disediakan berupa toilet duduk, toilet jongkok, urinoir, wastafel serta pendingin ruangan. Bukan hanya itu, toilet bawah tanah tersebut menyediakan fasilitas toilet untuk difabel beserta lift kaum difabel (stair lift) sehingga memudahkan akses kaum difabel khususnya pengguna kursi roda. Stair lift ini didatangkan langsung dari Swiss. Di dalam toilet khusus difabel, terdapat pegangan besi (grab bar) untuk memudahkan pengguna saat hendak duduk maupun berdiri. Selain toilet ramah kaum difabel, toilet ini juga menyediakan ruang khusus untuk perempuan menyusui (ruang laktasi). Di dalam ruang laktasi, terdapat sebuah sofa, meja, cermin, serta tempat pencuci tangan.
Pembangunan toilet bawah tanah ini beralasan untuk memenuhi fasilitas publik toilet yang selama ini belum dapat merepresentasikan kaum difabel dan perempuan. Pengelolaan limbah sendiri juga sudah diperhatikan dengan menguraikannya menjadi air bersih. Untuk satu tahun ini, masyarakat dapat menggunakan fasilitas toilet ini secara gratis mengingat biaya operasional ditanggung oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk rencana pasca satu tahun ini masih dipikirkan oleh pihak yang berwenang. “Kemungkinan akan dijual ke pihak swasta,” ujar Yoyok selaku Ketua Petugas Kebersihan yang ditemui pada 19/02/2018.
Penulis: M. Ridho Affandi, Maya Ristining Tyas/ Ihsan Nur R/Bul
Editor: Hadafi Farisa/Bul