Menikmati Model Baru Opening Ceremony Porsenigama 2017

Foto: Fikri/Bul

Kompetisi olahraga dan seni terbesar di UGM, Porsenigama, resmi dibuka pada hari sabtu (21/10). Opening ceremony Porsenigama tahun ini, bisa dibilang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, yang hanya dibuka dengan sambutan, pembakaran obor, dan diakhiri dengan pertandingan sepak bola. Tahun ini, suasana acara dibuat sedemikian rupa layaknya jaman Majapahit, sehingga mampu membuat penonton hanyut dalam tema Porsenigama 2017 yaitu Sayembara Menyatukan Gadjah Mada dalam Seni dan Olahraga. “Biasanya, pembukaan Porsenigama dilakukan pada siang hari, dan dilanjutkan dengan pertandingan sepak bola. Tahun ini, benar benar fokus untuk menggelar pagelaran akbar, dan membuat opening ceremony Porsenigama tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya,” ujar Rizki Al Faridhi (SV’15) selaku ketua panitia Porsenigama 2017.

Suasana baru tersebut juga didukung oleh penampilan dari berbagai bintang tamu yang memberikan warna tersendiri pada opening ceremony Porsenigama 2017. Mereka menampilkan performa yang all out demi menyambut dan meramaikan opening ceremony Porsenigama 2017. “Kami dari tari Rampah Jaro dari Rampoe UGM, pertama kali mengadakan penampilan dengan jumlah 35 penari dan lima pemain gendang khusus untuk Porsenigama” ujar Vetra Ardian, salah satu anggota Rampoe UGM. Para penonton tampak menikmati penampilan yang disuguhkan di atas panggung.

Selain lewat opening  ceremony yang apik, sebelumnya panitia juga telah mengadakan roadshow ke hampir seluruh fakultas di UGM dengan tujuan untuk memperkenalkan Porsenigama 2017, sekaligus untuk pelepasan para atlit yang akan diterjunkan ke Porsenigama. Roadshow Porsenigama 2017 juga merupakan acara yang baru tahun ini diselenggarakan dan mendapatkan respon yang baik dari mahasiswa UGM

Penyelenggaraan Porsenigama 2017 juga diharapkan dapat menjadi ajang kompetisi olahraga dan seni yang mampu membawa nama baik UGM. ”Dengan adanya 19 kontigen yang akan saling berkenalan dan meyatukan keakraban, jangan sampai ada permusuhan antar fakultas dan supporter. Menjunjung tinggi nilai suportivitas, peradaban, kemanusiaan dalam seni dan olahraga. Kita berdoa bersama agar kegiatan ini bisa sukses membawa nama baik UGM,” ujar Prof. Dr. Ir. Djagal Wiseso Marseno, M.Agr selaku wakil rektor bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan UGM, dalam sambutannya. Hal tersebut juga senada dengan banyaknya harapan agar Porsenigama tahun ini dapat terlaksana tanpa adanya perkelahian maupun pertengkaran antar supporter dari tiap kontigen yang bermain.

Oleh: Desi Yunikaputri, Lestari Kusumawardani/Zahry Firdaus

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here