RASUK: Keirian yang Berakhir Penyesalan

rasuk
Foto: Zaki/Bul

Judul                             : Rasuk
Penulis                          : Risa Saraswati
Penerbit                        : Bukune
Tahun Terbit                : Oktober 2015 (cetakan II)
Jumlah Halaman        : viii+332 hal
ISBN                               : 602-220-166-7
Peresensi                      : Kartika Natasha/Bul
Editor                             : Densy S.

Sejatinya kesempurnaan  hanyalah  milik-Nya. Sayangnya manusia selalu mengharapkan kesempurnaan itu. Melalui sifat iri inilah, manusia mengapresiasi keinginan untuk menjadi sempurna di antara manusia lainnya. Seperti tokoh Langgir Janaka yang digambarkan oleh Risa Saraswati dalam Rasuk. Dengan keunikannya, Risa berhasil membalut Rasuk tetap dengan nuansa mistis yang penuh dengan pembelajaran.

Bermula dari permintaan kedua orang tuanya untuk selalu membiasakan menulis segala sesuatu di buku harian, membuat Risa kecil tumbuh akrab dengan dunia penulisan. Latar belakang itulah yang akhirnya menjadikan ia sebagai seorang penulis yang dipertimbangkan oleh pembaca. Melalui beberapa novel racikannya, Risa mengajak para pembaca untuk terjun ke dalam dunianya yang acapkali berbau mistis seperti Danur dan Maddah. Kali ini melalui penerbit Bukune, Risa berhasil menerbitkan novel kedelapan miliknya, Rasuk, yaitu bentuk keirian sang adik pada lima sahabatnya yang seringkali disebut Risa dalam novel ataupun lagunya.

Berkisah tentang kehidupan seorang anak perempuan bernama Langgir Janaka yang merasa hidupnya amatlah pelik. Terlebih setelah sang ayah meninggal, Langgir merasa kehidupan tidak pernah berpihak padanya. Langgir ingin hidupnya penuh dengan kasih sayang, kemegahan dan kecantikan layaknya Sekar Tanjung, Lintang Kasih, Francisca Inggrid yang ketiganya merupakan sahabat Langgir. Acapkali ia memaki pada Tuhan mengenai ketidakadilan yang dibuat-Nya. Namun suatu ketika, keirian untuk dapat menikmati kehidupan seperti para sahabatnya pun dikabulkan. Di sinilah intrik yang ingin dibangun Risa, ketika secara mistis Langgir dapat merasuki tubuh para sahabatnya dan merasakan kehidupan idamannya. Sayangnya hal tersebut malah menyeret Langgir ke dalam masalah yang tidak pernah diduganya.

Secara keseluruhan Risa berhasil membalut Rasuk tidak hanya terpaku pada sisi horornya saja, namun juga diwarnai dengan cerita persahabatan dan keluarga. Keberhasilan tersebut jua diikuti dengan tersampaikannya pesan penulis kepada pembaca yaitu selalu bersyukur dengan segala keadaan. Meskipun tidak terlalu horor jika dibandingkan dengan karangan Risa lainnya, namun Rasuk tetap dapat membuat merinding para pembacanya. Terlebih dengan bantuan halaman sampul dan ilustrasi yang ada di beberapa bagian halaman, mampu membantu Rasuk untuk tetap dalam zona horrornya. Seringnya Risa membuat pergantian sudut pandang, ternyata tidak membuat novel ini susah dipahami. Risa sepertinya telah memikirkan hal tersebut matang-matang. Melalui gaya bahasa yang mudah dicerna sebagai tamengnya, menjadikan Rasuk tidak dalam kategori yang membuat pusing pembacanya.

Kematangan lainnya juga dapat terlihat pada pemilihan nama tokoh Rasuk yang terdengar unik, contohnya Harum Manis, Langgir Janaka, Bakula Borneo, Samson, Sekar Tanjung, dsb. Sayangnya, Rasuk tetaplah luput dan memiliki ketidaksempurnaan, seperti pemilihan nama geng Putri Sejagad (geng Langgir dkk) terasa kurang pas untuk mendampingi keunikan dari nama tokoh. Selanjutnya Risa juga mengalami ketidakkonsistenan dalam penulisan. Ditunjukkan pada halaman 67 ketika Om Udin (ayah tiri Langgir) berkata “…….Lihat dia, sangat lucu! Bibirnya seperti bibirmu!”. Kemudian masih di halaman yang sama, Langgir pun berkata “Benar kata Om Udin, bibirnya persis seperti punyaku”. Sedangkan di halaman 329 dituliskan “Senang rasanya punya adik! Apalagi saat melihat matamu, sungguh mirip dengan mataku.”. Walaupun ketidakkonsistenan kemiripan antara mata dan bibir terjadi pada sedikit halaman, rasanya tetaplah amat disayangkan. Berbekal kelebihan yang dipunyainya, Rasuk amatlah cocok bagi para pembaca yang sudah mulai bosan dengan novel bergenre mainstream seperti percintaan. Meskipun kurang memiliki kesan menyeramkan, Rasuk karangan Risa ini dapat menjadi pilihan wajib bagi kamu yang menyukai genre horor.

rasuk
Foto: Zaki/Bul

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here